Showing posts with label inspiring. Show all posts
Showing posts with label inspiring. Show all posts

14 March 2012

Pa Kokom

Tersebutlah suatu hari waktu sedang di Bandung, saya sama Ibu, Teh Ayu, Owi dan Aa habis jalan-jalan di BIP. Menimbang bahwa kalau banyakan ongkos angkot dan taksi nggak jauh beda, diputuskanlah kami pulang naik taksi. Sebut saja pengemudinya Pa Kokom, yang terlihat cool dan kalem.
Aa duduk di depan karena paling gendut, hihihih, kami berempat yang slim duduk di belakang. Adalah juragan Aa ini bawaan lahirnya hobi ngajakin ngobrol siapa saja yang duduk di dekatnya, maka Pa Kokom pun diajak ngobrol. Beginilah kurang lebih bagian percakapan yang (dianggap) penting, yang berlangsung selama perjalanan Dago-Kopo.

"Udah lama nyetir taksi Pa Kokom?"
"Udah, dari taun 80-90an saya udah nyetir taksi, tapi sempet berhenti, ini baru mulai lagi."
"Oh gitu, usia sekarang berapa Pa?"
"xx taun" (lupa, 60an kalo gak salah, cukup sepuh pokonya)
"Anaknya udah besar-besar atuh ya, Pa"
"Iya, anak saya ada 3, laki-laki semuanya. Yang paling besar 29 taun, yang kedua 27 taun, yang bungsu 23 taun. Yang 2 udah lulus kuliah, tinggal yang bungsu sekarang di STT Telkom. Alhamdulillah, hasil dari taksi" *bangku belakang mulai amazed*
"Cuma bapa belum punya mantu, udah nanya ke anak2, ko belum ada temen perempuan yang diajak ke rumah." *silakan bagi yang mau nyatet, haha*
"Ah nggak apa-apa Pa, bagus begitu nggak pacaran. Nanti dikenalin yang udah mau dinikahin aja. Bapa nggak istirahat aja di rumah? Kan anak-anak udah kerja"
"Nggak enak, pegel-pegel kalau di rumah terus. Ini juga kalau lagi nggak nyetir, saya jualan baju sama istri"

Berceritalah beliau bahwa kalo lagi ada waktu, beliau dan anaknya bawa barang jualan ke Bekasi, naik motor. Hard woker sekali ini bapa. Cerita jualan selesai, ganti topik lagi.

"Pa Kokom asli Bandung?"
"Saya sama istri dari Garut, dari Bayongbong. Saya ke Bandung waktu udah mulai nyetir taksi aja." Wakwaaaww!! Jadilah Ibu saya yang super kalem urun rembuk ikutan ngobrol. Ini kejadian langka! :P Dilanjutkan bercerita orang Garut banyak ditemui dimana-mana, terus Aa cerita soal saya yang ketemu orang Garut waktu ke US kemaren.
"Oh gitu", Pa Kokom menanggapi. "Anak saya juga lagi di Amerika", lanjutnya cool.
*What.*
"Wah, di mananya Pa?"
"Ah, engga ngerti, da tempatnya pindah-pindah. Sebelumnya dari Singapura"
*kasak kusuk di belakang semakin heboh*
"Wah, seneng ya.. Nama perusahaannya apa Pa?"
"Yang sekarang mah Schlumberger", kata Pa Kokom, dengan kadar cool yang tidak berubah dari awal kami naik.

Baiklah, kami yang duduk di belakang sudah terlampau speechless untuk membuat kasak kusuk lagi. Anaknya bergaji dollar dan Pa Kokom tetap memilih kerja keras sendiri, jualan baju dan mengemudi taksi. Iya, orang-orang seperti beliau sudah sering saya dengar kisahnya, tapi melihat sendiri itu lain cerita. Kebersahajaan itu mempesona.

Oh Pa Kokom, aku padamuuu!

***

P.S. : Barangkali ada yang mau mencoba "peruntungan" jadi mantu Pak Kokom, silaken japri kalo mau tanya identitas asli beliau :P

11 March 2012

Simposium Muhammad Yunus

Dalam rangka setahun gempa besar Tohoku, Fakultas Ekonomi Tohoku University mengadakan simposium dengan pembicara Muhammad Yunus. Muhammad Yunus yang founder-nya Grameen bank itu loh, orang Bangladesh yang dapet Nobel prize. Maka walaupun saya nggak ngerti bisnis, saya bela-belain dateng demi liat langsung si bapak ini. Berikut laporan singkatnya.

***

"Poverty is not caused by poor people. They are as capable as we are, work as hard as we are, yet still they have to suffer more." -M. Yunus-

"We live in the world where the more we have, the more we can get. What kind of world is this?", katanya. Beliau menjelaskan pandangannya bahwa akar dari kemiskinan adalah sistem kapitalis, sistem ekonomi yang hanya berfokus pada profit-maximizing. Perputaran uang hanya terjadi di antara mereka yang memiliki kapital. Hasilnya adalah mereka yang miskin, kadang tidak peduli seberapa kerasnya mereka bekerja, tetap saja terjebak dalam kemiskinannya.  
Charity, kegiatan-kegiatan sosial, adalah salah satu solusi untuk kemiskinan. Masalahnya, kegiatan sosial umumnya bersifat insidental, tidak bisa terus-menerus. Maka solusi yang ditawarkan oleh M. Yunus adalah konsep social business.
"Charity is good. With charity, the money goes out and problems solved, but you can`t get the money back. With social business, money goes out, problems solved, and you can get the money back, to solve another problem."
Maafkan, saya nggak ngerti dengan baik gimana teknis implementasi konsep ini lewat Grameen bank di lapangan. Yang saya pahami sekilas adalah bahwa bank ini memberikan pinjaman modal usaha pada masyarakat miski(ii)n yang nggak punya cukup modal untuk melakukan peminjaman di bank konvensional. Tujuannya memang sama sekali nggak ada untuk mencari profit, sepenuhnya untuk membantu. Dengan ini, semua orang berkesempatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi ekonominya. 
Di acara tadi, ditayangkan juga video kunjungan M. Yunus ke berbagai tempat untuk memperkenalkan Grameen bank, salah satunya ke US. "Konsep ini memang terbukti di Bangladesh, tapi apa Anda yakin bisa berhasil juga di sini?", tanya seorang reporter TV. Jawaban M. Yunus sederhana saja, "We never know till we try". Dan sekarang Grameen bank sudah berdiri juga di US. Di salah satu scene diperlihatkan seorang ibu pemilik toko kue kecil yang girang banget karena setelah bertahun-tahun akhirnya bisa beli mixer jumbo, dari pinjaman Grameen bank.

Tujuan dari program ini adalah menciptakan dunia yang bebas dari kemiskinan.

***

Saya jadi melamun sendiri, di awal punya ide ini, kebayang pasti banyak pihak yang meragukan. Terdengar naif gitu, pengen menghapuskan kemiskinan di dunia ini. Pasti nggak sederhana jalannya sampai bisa jadi seperti sekarang. Dan yang pasti Grameen bank nggak akan ada kalo beliau cepet nyerah menghadapi tantangan yang pastinya sulit (*slap*).
Satu hal lagi, adalah beliau mendedikasikan hidupnya buat memastikan bahwa kemiskinan bisa dihapuskan atau seenggaknya dikurangi, hidupnya adalah demi orang lain merasakan kehidupan yang lebih baik. Terus apa dengan itu hidupnya sendiri jadi kesusahan? Sepertinya sih enggak ya, malah bonus 'duniawi' semacam Nobel prize, diwawancara Oprah, dikenal orang-orang penting di dunia dan lain sebagainya yang otomatis mengikuti..

Kemuliaan itu memang milik mereka yang menjadikan hidupnya bermanfaat, indeed.

07 October 2011

Tausyiah Pagi Ini

Di acara tausyiah MQFM pagi ini, salah satu penelepon adalah sahabat Aa Gym yang tunanetra, Entang namanya. Istrinya Entang, adalah juga low vision. Percakapannya kurang lebih seperti berikut.

"Lagi dimana Entang?", tanya Aa.
"Di Daarul Jannah, A. Meriksain anak-anak.", jawabnya.
"Ada yang sakit?"
"Iya, anak yang kedua beberapa tahun lalu sudah operasi, sudah dideteksi katarak. Sekarang yang ke-4 juga kata dokter ada indikasi"
"Genetik itu teh?"
"Kata dokter sih kemungkinan turunan, A.
Tapi kalau menurut saya mah, nggak mungkin Allah menakdirkan penyakit sekedar karena turunan orang tuanya. Ini memang Allah membuka ladang amal sedekah untuk saya dan istri, diantaranya untuk anak-anak yang memang menjadi tanggungan kami.", katanya.

Lalu,
"Maaf ya Entang, kan Entang tunanetra total, istri juga low vision. Gimana itu teh caranya ngurus anak 4?", tanya Aa.
Jawab Entang, "Jangankan ngurus anak-anak, A. Ngurus diri sendiri aja saya mah nggak sanggup. Semuanya juga Allah yang mengurus. Malu saya kalau bilang kami yang mengurus."

***

Segala puji bagi-Mu, Rabb semesta alam.
Barakahkan hidup Pak Entang dan keluarga yang telah menjadi perantaraan ilmu-Mu bagi kami, Ya Rahmaan.
Aamiin.