08 October 2015

Jalan-jalan KL (2)

Tibalah di KLIA. Airasia udah nggak di LCCT lagi rupanya ya? Good, good. 
"Bu, berasa di Narita nggak sih?", kata Aa. Memang banyak kemiripan yang kami temukan, yang ternyata bukan hanya di bandara. Di kotanya, di penataan kendaraan umum, di KL Sentral juga kami merasakan ada kesamaan suasana dengan di Jepang. Setelah ditanyakan, kolega Aa yang local Malaysian bilang memang banyak orang pemerintahannya yang belajar dari (atau di?) Jepang. Lalu mungkin diadopsi juga ke tatanan infrastruktur negaranya ya. Saya belum memastikan sih, kemaren nggak sempet ketemu perdana menterinya. :P 

The Hotel
Pertimbangan pemilihan hotel adalah lokasi, tentunya harus dekat tempat Aa konferensi di Putra WTC. Lalu karena kami akan menginap selama 4 malam plus bawa anak kecil, jadi cari yang cukup nyaman. Syarat tambahan dari Aa, "Yang include breakfast ya Bu. Kasian Ibu sama Sorai kalo harus keluar pagi-pagi." *salim* 
Pilihan kami pun jatuh pada Sunway Putra Hotel. Lokasinya literally sepelemparan batu dari tempat konferensi (dengan catatan yang lemparnya atlit profesional, kalau saya yang lempar kan, ya gitu deh). Tinggal lewat jembatan penyeberangan doang. Di bawahnya ada mall lumayan besar, banyak tempat makan dan ada supermarketnya. Bangunan hotelnya baru, bersih, nyaman. Stafnya oke. Lobinya luas dan lux, barangkali jalan-jalannya sama anak yang doyan lari-lari di lobi :P. Ada free shuttle ke KLCC dan Bukit Bintang. Ada kolam renang outdoor sama tempat fitness, tapi kami nggak pake sih. Ada kamar yang view-nya twin tower. Lalu yang jadi highlight dari hotel ini adalah.. sarapannya, SUPERB! 
Yang jadi catatan, waktu check in kami harus nunggu hampir 1 jam sampai kamarnya siap. Saya booking lewat booking.com dan ada beberapa special request yang saya minta, extra cot sama surprise kecil di kamar buat Aa, kan ceritanya sekalian ulang tahun pernikahan tea. Small cake/card will do, dan untuk akomodasi sekelasnya saya rasa request seperti itu sudah biasa. Tapi setelah nunggu lama pun request tambahannya nggak ada yang dipenuhi. Hmm. 
Catatan untuk ke depannya, kalau booking lewat perantara baiknya nelepon langsung aja kalau mau ada special request. 
Overall value for price? Hmm, average. Recommended kalau memang perlunya di area sekitar itu. Kalau untuk jalan-jalan aja, I guess I would prefer hotels near KL Sentral. Lebih mudah juga dijangkau dari airport karena ada kereta cepat. 

The Award
Keesokan harinya adalah inaugurasi penghargaan dari forum Geosmart Asia. Ingin hati lihat langsung juga, tapi karena registration fee-nya seharga 4 malam di hotel, tentu saja nggak jadi :P. 
Anyway, omedetou gozaimasu Papa-sama. Tahniah! Alhamdulillah.. Thank you for making us proud with your hardwork. :)
Semoga semakin semangat berkarya, semangat belajar dan mengajar. Mudah-mudahan bermanfaat dunia akhirat software-nya. Semakin berkah ilmunya, semakin berkah rejekinya. Aamiin. 
Sebagaimana pada garuda pancasila, kaamiilah pendukungmuuu! :D *krik* 
Sepanjang hari Aa di tempat konferensi, plus malemnya ada undangan makan. Saya sama Sorai tiduran aja di hotel, si anak kicil teler rupanya, masih kecapean. Diajak naik lift aja dia nangis, huuu. 

The Twin Tower at night
Hari ketiga jadwal Aa agak longgar, maka kami harus jalan-jalan dong, ya kan, ya dong. Tujuan pertama tentunya Twin Tower yang sampai saat ini masih jadi icon Kuala Lumpur. Bagus yaa.. Konon gedung yang pernah jadi bangunan tertinggi di dunia ini dibangun di masanya Tun Abdul Razak, mengemban visi agar Malaysia bisa sejajar bangsa maju lainnya di dunia, hmm. 
Kami berkunjung hari Rabu, weekday, tapi tetep penuh sama pelancong. Niat hati mau hunting foto, sengaja bawa kamera besar. Tapi ternyata ribet kalau sambil bawa anak kecil. Pake kamera HP sajalah.

The renown Twin Tower 

Di kolam belakang Suria KLCC, yang tempatnya di situ-situ juga, ada orkestra air. Semacam air mancur yang arah dan tinggi pancurannya diatur sambil disorot cahaya warna-warni, gerakan airnya disesuaikan sama ritme lagunya. Baguuus. Airnya kayak nari. Yang saya lihat pas backsoundnya lagu klasik, pemandangan belakangnya skyscraper di malam hari, jadi rasanya megah banget. Saya terpana lah liatnya. 
"Iih, bagus pisan ya, A!", saya masih terharu. 
"Itu di Monas juga dulu ada kok waktu saya kecil, lebih bagus deh rasanya", kata Aa. 
Tsk. Antiklimaks. 

Petrosains, Central Market dan 3D Illusion Museum
Waktunya jalan-jalan seharian, bareng-bareng sama mahasiswanya Aa. Tujuan pertama Petrosains, di dalem Suria KLCC, yang ada di urutan pertama list friendly places to visit in KL with toddler dari blog rujukan saya. Tiket masuknya 28 RM untuk dewasa, Sorai nggak bayar karena masih di bawah 3 tahun. Seru tempatnya. Konon katanya mirip PP IPTEK yang di TMII.
Sorai anteng? Dia sih selama ada tuas untuk diputer-puter, banyak tombol untuk dipencet dan kursi kayak mobil-mobilan seneng aja. Ngeng ngeeng. Tempat ini paling cocok untuk anak usia SD sampai SMP kayaknya, bisa berjam-jam nggak mau pulang. 


Lanjut ke Central Market alias Pasar Seni. Kalau mau cari oleh-oleh banyak dengan harga terjangkau, di sini tempatnya, cmiiw. Sebagian besar kiosnya jual baju dan kain yang khas melayu dan India. Ada juga kios aksesoris semacam gelang, tas, cokelat juga ada. Bagian belakangnya ada kios-kios kecil yang jual lukisan, keliatannya bisa juga minta lukis di tempat. Kami nggak niat belanja, jadi jalan-jalan aja dan menemukan 3D illusion museum di gedung bagian belakang lantai 3. 

Musium 3D illusion yang ada di central market ini nggak terlalu besar, cuma sekitar 4-5 ruangan. Tiket masuknya 21 RM untuk dewasa, yang ternyata itu harga untuk Malaysian, saya baru nyadar berhari-hari kemudian :P. Untuk foreigner, tiket dewasa kalau nggak salah sekitar 30 RM. 
Bagi yang mau jalan-jalan ke musium 3D illusion, here's a note, jangan sama anak kecil yang udah cape, apalagi ditambah bawaan banyak. Zzz. Bagusnya musium ini kan dilihat di hasil fotonya kan. Mana bisa foto-foto dan gaya-gaya sambil anaknya cranky kan. Zzz. Namanya juga dadakan sih tapi. Alhamdulillah, udah sempet ngunjungin musiumnya. 

Yang hasilnya masih acceptable.

Yang sudah nggak bisa dibujuk.

Habis itu kemana lagi? Nggak kemana-mana. Malemnya aja keluar sebentar cari makan dan lewatin Jalan Bukit Bintang. Mau liat air mancur lagi pun batal karena hujan, hahaha. 
"Kasian Ibu, De. Pengen liat air mancur lagi, De."
"Iya atuuh, da aku mah kecilnya di Garut, Aaaa. Liatnya sungai, bukan air mancur di Monas." 
:P 
Lalu besoknya pulaang.

Aaah, kenapa kalau liburan rasanya cepat sekali ya. Setelah beberapa kali mampir di airportnya doang, alhamdulillah akhirnya kesampean juga bisa jalan-jalan di kotanya. And despite the jerebu that was hovering in the air during our visit, I love the city. Kotanya lively khas metropolitan, tapi lalu lintasnya masih manusiawi. Lalu, as I expect the city will be somewhat like Jakarta, it was surprisingly clean. Hiks. (Sedih karena Jakarta belum bisa bersih.) Paduan modernitas, budaya asli melayu dan suasana multi-etnis yang memang dominan terasa semua dengan proporsi yang menurut saya masih enjoyable. Love. *brb cari vacancy di KL* 

Seneng? Yees, I'm so happy. Semoga Sorai sama Papa juga seneng. Alhamdulillahirabbil 'alamiin, terima kasih ya Allah udah dikasih rejeki liburan, juga rejeki sehat semuanya. Terima kasiiih, Papa-sama! :D 

So long, KL! Thank you for the memorable journey. I wish to see you again sometime soon.. :) 


..with better selfie skill. :P

No comments: