27 February 2014

Tentang Riset

Setiap sebelum submit paper ke suatu jurnal, manuskrip yang sudah saya rapikan (struktur dan tata bahasanya, sampai mata jereng akibat berkali-kali baca ulang) biasanya dikirim ke language editor. Editornya native English speaker tentunya, yang juga berpengalaman di bidang terkait.
Setelah manuskrip dikembalikan, apakah bisa langsung dikirim ke editor jurnal? Tentu tidak, saya harus memastikan bahwa perubahan penggunaan kalimat di manuskrip yang sudah diedit tidak mengubah makna awal yang ingin disampaikan. Baca ulang sampai teler lagi? Iya dong. Bagaimanapun, tanggung jawab terhadap isi paper yang (mudah-mudahan) kemudian di-publish tetap ada pada tim penulis, language editor sudah ngga punya urusan lagi.

Suatu hari, saya memeriksa manuskrip yang sudah direvisi oleh language editor. Pak Guru menghampiri dan menanyakan bagaimana hasilnya.
"Yang bagian ini saya nggak ngerti maksud kalimatnya, Sensei. Mungkin Sensei mengerti?"
Si manuskrip dibaca oleh beliau, lalu "I don't understand it either. I think the editor is wrong. Please change it back to your own sentence."
Aih, seddaaaaaapp... Santai banget bilang yang salah editornya, yang notabene native English speaker dan ahli juga di bidang itu, hahaha. Masalah pun selesai.
Saya udah pusing sendiri soalnya, memikirkan bahwa penyebab kalimat itu nggak bisa dimengerti adalah akibat keterbatasan kemampuan bahasa saya, bahwa editornya nggak mungkin salah karena dia native.

Saya sering begini nih, nggak yakin sama hasil kerjaan sendiri. Padahal pekerjaan researcher kan menawarkan suatu ide baru. Lalu dengan argumentasi ilmiah berdasarkan hasil penelitian, adalah tugasnya untuk meyakinkan orang lain bahwa ide itu bagus dan penting. Kan?

Ah, saya masih cupu sekali.

No comments: