26 June 2016

Note to Self: Seruan

Satu hari di Sendai.
"A, kalo ada orang yang, sebatas aku tau, ngelakuin sesuatu yang salah/nggak tepat, tapi orangnya nggak terlalu kenal, itu langsung bilang aja apa gimana?" 
"Sebisa mungkin dideketin dulu.. menangkan hatinya. Biar pesan yang dari hati, nyampenya ke hati juga."

Dalam satu kajiannya, Ustadz Salim menjelaskan bahwa cara menyeru orang menuju kebaikan itu ada tiga, berturut-turut sebagaimana disebutkan dalam Al Quran.
Yang pertama dengan hikmah. Hikmah itu apa? Sesuatu yang diberikan, yang manis, lembut dan bermanfaat untuk penerimanya.
Kedua, nasihat yang baik. Dan sebaik-baik nasihat adalah yang diminta. Kenapa? Karena menerima nasihat itu butuh kesiapan. Orang-orang shalih yang minta segera dinasihati ketika tersalah, yang siap menerima nasihat kapan saja, aaah.. betapa Allah lapangkan hati mereka, masyaAllah. Nasihat yang meleset dari sasaran, mungkin seperti jabat hangat yang ditujukan pada tangan yang luka, alih-alih menumbuhkan sayang, malah bikin meradang.
Ketiga, urutan terakhir, adalah debat dengan cara yang lebih baik. Kenapa terakhir? Wallahu a'lam. Hanya biasanya orang masuk ke arena berdebat dengan niat memenangkan argumentasinya, bukan untuk mencari kebenaran. Maka sekiranya jalan ini harus ditempuh, ada catatannya, harus dengan cara yang lebih baik. Lebih baik dari siapa? Seperti apa? Nah, yang ini lupaa. Harus belajar dan cari tahu lagi. 

Wallahu a'lam bish shawab

No comments: