31 May 2012

'What I'm Doing'

Setiap hari kerja, Senin sampai Jumat, rata-rata saya menghabiskan waktu sektiar 9-10 jam di kampus. Selang waktu itu termasuk solat dan makan, tapi tentu nggak sampai setengahnya. Terus sisanya saya ngapain? Ceritanya lagi riset. Riset apa? Tentang "produksi" hidrogen. Hidrogen bukannya banyak di alam, kenapa harus diproduksi? Karena di alam, hidrogen berikatan sama senyawa lain; sama oksigen misalnya, jadilah air yang sehari kita pake minum dan mandi; atau sama karbon, jadilah hidrokarbon, senyawa penyusun berbagai macam benda (substansi) di muka bumi; dan lain-lain. Untuk memisahkan hidrogen dari senyawa-senyawa tadi, biar jadi gas hidrogen murni, diperlukan energi tertentu.

Terus apa pentingnya gas hidrogen ini? Gas hidrogen banyak dibutuhkan di industri kimia, juga di proses pengolahan minyak bumi biar bisa dipakai sampai jadi BBM misalnya. Salah satu fungsinya yang lain adalah sebagai energy carrier, perantara energi semacam listrik, yang bersih dan aman buat lingkungan. Bahan bakar fosil, diantaranya BBM yang banyak dipakai sebagai sumber energi sekarang ini, kan mengandung banyak unsur kimia, akibatnya saat mengalami proses pembakaran (reaksi sama oksigen), banyak senyawa sampingan yang dihasilkan, yang ternyata nggak aman untuk makhluk hidup dan lingkungan. Kalau pakai hidrogen dalam proses pembakarannya, produk reaksinya adalah air. Yes, air saudara-saudara, H2O. Amaaann insyaAllah :D.

Sekarang, banyak yang sedang berusaha memproduksi hidrogen. Cuma saat ini, dalam skala yang gedeee, hidrogen masih diproduksi dari bahan bahar fosil, dari gas alam misalnya. Yah ujung-ujungnya sama aja dong pake bahan bakar fosil? Nah inilah yang sedang saya cari tahu, caranya memproduksi hidrogen murni dengan memanfaatkan energi yang ada di alam.

Saya sedang mempelajari proses produksi hidrogen dari air, dengan memakai sulfida buat nyuri si oksigen (O) yang ada di air (H2O), biar si hidrogen (H2) misah sendiri. Eh nyuri mah dosa yah? Enggak nyuri kalo gitu, itu si oksigen diberikan sukarela sama air :P. Reaksi ini butuh suhu tinggi, sekitar 300 derajat Celcius. Panasnya darimana? Dari energi panas bumi dong, sudah disediakan secara gratis oleh alam. ("Gratis pale lo, eksplorasinya butuh biaya tau!" --> lalu saya dikeroyok anak-anak geologi T__T)

Sulfida si bukan-pencuri-oksigennya dapet darimana? Baca-baca di hasil penelitian orang lain sih, sulfida ini terkandung juga di cairan atau gas yang ada di sumur panas bumi (ini ceritanya saya berusaha nyebutin subsurface water :P). Sumber lain, sulfida bisa ditemukan sebagai hasil sampingan, a.k.a. buangan, di proses pemurnian minyak bumi. Daripada dibuang2 terus mencemari lingkungan, mending dipake produksi hidrogen kan? "Ih bisa yah kaya gituh, keren bangeet!". Terima kasih, saya tau saya keren. *pletak* *dilempar penghapus*

Tapi masih ada masalah lain saudara-saudara. Saat si sulfida ketemu oksigen dan mengikrarkan ikatan dalam hubungan kimia menjadi SxOy, mereka juga nggak aman kalau langsung dibiarkan berkeliaran di lingkungan. Ckck, sayang sekali ya, mereka tidak direstui. Maka dari itu si SxOy pun harus dipisahkan kembali. Dalam hal ini yang akan berperan dalam proses pemisahan adalah bahan-bahan organik seperti tumbuhan. Rencananya saya pengen memanfaatkan limbah organik aja untuk mengurangi beban lingkungan. Lagian kalau pake ubi atau singkong, nanti saya diincer sama tukang gorengan. Dalam proses ini, bahan organik akan ngambil oksigen biar terpisah dari sulfida. Kasian ya.

Untuk meredam kesepian, si sulfida akan kembali ngambil oksigen dari air, hidrogen kembali diproduksi. Sementara ikatan sulfida dan oksigen akan terus diputuskan oleh bahan organik. Demikianlah lingkaran ini terus berlanjut, dan hidrogen terus-menerus diproduksi. Dan saya hidup bahagia selamanya.



Hahahaha.



Eh, aamiin.



:P

6 comments:

m.m. said...

like thiiiisssss :D :D
nobel..nobel..nobeel....:D aamiiiiin

putri setiani said...

aamiin :D
miraaaa, kangen TA barengan..

Anonymous said...

prok prok prok...keprok barudaaakkk...

zwartehondster said...

alraaaiiiit.
bentar lagi dapet nobel yah tiw.

eeehh...
jangan cepet2 deng tiw dapet nobelnya, ntar janji kita gimana...

*ahiiiww, ada 'janji kita' segala hihi*

Feranisa Prawita Raras said...

hahahaha lucu juga cara penyampaiannya, mayan pagi-pagi dapat tulisan yang menyegarkan. makasih Uti.

Vuterlanik said...

kang rangga ngeprokan apa kang, ngiringan dong sayah =D

teh tipah, tenang teh tenang, fokus sama november dulu aja teh, habis itu saya dukung si akang beruang dapet nobel *lah :P

raras, alhamdulillah, yg seger2 jadi inget lemon squash deh :D