08 May 2012

(Meracau) Golput

Akhir-akhir ini di media-media Indonesia lagi rame soal pemilihan gubernur Jakarta yang sebentar lagi. Profil masing-masing calon rame dibahas, dan entah kenapa dari media yang saya ikutin, yang lebih banyak dibahas adalah kekurangan dari para cagub. Media yang saya ikutin emang ga banyak sih, dan mungkin ga ngasih info yang komprehensif tentang pilgub Jakarta. Tapi issh, memang bikin puyeng ya kalau semua kata orang didengerin :D. Being cynical and sceptical seems to be sooo mainstream lately.
Yang saya lihat, salah satu efeknya adalah menjadi populernya golput di kalangan menengah ke atas yang relatif berpendidikan. Hak pilihnya nggak digunakan untuk mendukung salah satu calon yang ada karena merasa ngga ada satu calon pun yang dinilainya cukup baik atau berhasil meyakinkan *eh siape elu sih :p*.
Saya pribadi kurang setuju sama golput. Saya nggak ngerti soalnya efek positif dari golput apa, karena setau saya seberapa banyaknya pun yang memilih golput, hasil pemilu tetap sah kan ya?  Kecuali kalau golputnya 100% kali :P. Misalnya ada 2 orang kandidat pemimpin yang dua-duanya nggak bisa dibilang oke nih; cuma yang satu lebih jahat bin dzalim tapi punya cukup dana kampanye untuk nyuap pemilih yang bisa disuap; 40% milih si calon yang nyuap (yang milih misalnya tim sukses sama yang berhasil disuap doang), 10% (tim suksesnya doang), 50% golput --> lah yang golput bisa ngapain untuk mengantisipasi si calon jahat maksimal ini jadi pemimpin?
Yang golput mungkin merasa jadi bisa semacam bebas tanggung jawab atas kesalahan/kekurangan pemerintahan yang kemudian terpilih, kan-gue-nggak-milih-die gitu kali. Tapi kalau gitu berarti sekaligus dia juga nggak berhak mengajukan tuntutan atas kesalahan/kekurangan kan, lu-siape-waktu-pemilu-kemane. Pemilu kan salah satu wujud nyata menyuarakan perubahan kan? Kalau waktu pemilu aja ogah menggunakan hak pilih, resikonya ya telan saja bulat-bulat apapun hasilnya, kan?
Kalau semua kandidat terlihat jelek, masa iya sih kadar jeleknya sama semua ya? Pilihlah yang terbaik di antara pilihan yang ada. Kalau terlalu sibuk untuk nyaritau profil calon pemimpin yang paling mending, kali harusnya sih setelah pemilu selsai ya nggak punya waktu juga untuk ngomel-ngomel ngedumel doang atas kesalahan/kekurangan pemerintahan berlangsung tanpa aksi untuk jadi solusi.

:)

4 comments:

apppppppit said...

yee.. teh puput meracau lagi setelah lama ga keliatan :)

putri setiani said...

yeee.. ada apit lagi setelah lama ga keliatan hihi :)

abahsangpenyamun said...

yes.. golput ah..

Vuterlanik said...

Yess, mari ramai2 ikut golongan putri, Bah! :D